JATIMTIMES - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang mulai menerapkan rekayasa lalu lintas (lalin) berupa sistem buka tutup di kawasan Jembatan Bailey Sonokembang. Kebijakan ini diberlakukan sejak jembatan tersebut difungsikan.
Kendati demikian, arus lalu lintas di jembatan tersebu masih akan berlaku secara kondisional. Artinya mengikuti situasi kepadatan kendaraan di lapangan.
Baca Juga : Revitalisasi Alun-Alun Merdeka Dikebut, Komisi C DPRD Malang Optimistis Selesai Januari 2026
Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, menjelaskan bahwa rekayasa diperlukan karena kapasitas jembatan yang terbatas. Struktur jembatan hanya memungkinkan satu mobil melintas dalam satu waktu.
“Pengaturan lalu lintas ini sifatnya rekayasa, jadi penutupannya menyesuaikan kondisi. Karena jalurnya hanya cukup untuk satu mobil, kendaraan roda empat harus bergantian melintas, sementara roda dua tetap bisa mengalir,” ujar Jaya, sapaan akrabnya.
Jaya menambahkan, pembatasan tersebut juga berkaitan dengan ketentuan tonase pada jembatan. Jembatan Bailey Sonokembang dikategorikan sebagai jalan kelas III lingkungan, sehingga tidak memungkinkan untuk dilalui bus maupun truk.
“Ini bukan hanya soal lebar jembatan, tapi juga kapasitas beban. Kami sudah memasang rambu peringatan dari arah utara maupun selatan, termasuk larangan kendaraan bertonase besar dan batas kecepatan maksimal 10 km/jam,” jelasnya.
Untuk memastikan rekayasa berjalan lancar, Dishub menempatkan petugas pada jam-jam rawan kepadatan. Pada saat yang sama, Jaya menyampaikan apresiasi kepada warga sekitar yang turut membantu mengatur arus kendaraan selama masa awal penerapan.
Baca Juga : Dalam 24 Jam, Kota Batu Dilanda Longsor di Empat Titik akibat Hujan Intensitas Tinggi
“Kami dari Pemkot sangat berterima kasih kepada masyarakat, terutama karang taruna serta warga RW 4 dan 5, yang ikut membantu pengaturan lalu lintas. Dukungan mereka sangat meringankan beban personel kami yang terbatas,” tuturnya.
Dishub memastikan evaluasi akan terus dilakukan untuk menyesuaikan pola rekayasa dengan kondisi arus kendaraan di kawasan tersebut.
Seperti yang diketahui, Jembatan Sonokembang terpaksa harus ditutup dan digantikan dengan menggunakan jembatan semi permanen bailey. Hal itu lantaran pondasi jembatan tersebut ambrol karena diterjang luapan air saat hujan deras beberapa waktu lalu.
