JATIMTIMES - Kampanye bertajuk “Surat Izin Menstruasi” dari Laurier tengah menjadi sorotan publik setelah billboard-nya tersebar luas di media sosial X (Twitter) pada Kamis (9/10/2025) dan menempati posisi trending nomor satu. Melalui pesan yang menyentuh, kampanye ini mengajak perempuan untuk berani beristirahat saat menstruasi tanpa rasa bersalah.
Billboard yang terpasang di sejumlah titik publik itu menampilkan pesan, “Saat menstruasi, tubuh bilang STOP, tapi banyak perempuan yang dituntut untuk terus beraktivitas. Setiap perempuan berhak ISTIRAHAT saat heavy flow. Because listening to your body isn’t weakness, it’s power.”
Baca Juga : Investasi Terus Mengalir, Dua Penginapan Baru Siap Berdiri di Kota Malang
Ajakan sederhana itu rupanya menggugah banyak pengguna media sosial. Salah satu unggahan viral bertuliskan, “The world does need to know when I’m on my period. Ada diskursus soal hal senatural ini aja aneh banget. Yes, make it known that we ARE on our period and that we need to relax! Thanks to Surat Izin Menstruasi,” telah ditonton lebih dari 1,2 juta kali.
Namun, di balik dukungan terhadap kampanye ini, diskursus publik meluas ke ranah kebijakan ketenagakerjaan. Banyak warganet menyinggung Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya Pasal 81 yang menyebutkan bahwa “pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid.”
Meski aturan tersebut secara hukum melindungi hak cuti haid, banyak perempuan mengaku sulit memperoleh izin di tempat kerja. Salah satu pengguna X menulis pengalamannya, “Temen ada ngajuin Surat Izin Menstruasi dan ditolak atasan. Aku juga pernah hari pertama haid sakit banget, udah diizinin pulang, tapi baru sampai puskesmas malah disuruh balik karena staf kurang.” Beragam cerita seperti ini menegaskan bahwa hak cuti haid di Indonesia masih kerap diabaikan. Banyak perempuan memilih tetap bekerja meski menahan nyeri, karena khawatir dianggap tidak profesional atau “lemah”.
Baca Juga : Amanda Manopo Pamer Foto Prewedding Bareng Kenny Austin, Nikah Besok?
Kampanye “Surat Izin Menstruasi” dari Laurier pun memicu refleksi sosial tentang pentingnya empati di tempat kerja dan kesadaran bahwa kebutuhan biologis perempuan bukanlah kelemahan. Viralnya kampanye ini juga menjadi panggilan untuk meninjau kembali penerapan regulasi ketenagakerjaan agar benar-benar berpihak pada kesejahteraan perempuan.