JATIMTIMES – KH Solahuddin Azmi, tokoh NU Surabaya sekaligus cucu pendiri dan pencipta lambang NU KH Ridlwan Abdullah, berharap para kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU) segera bersikap terkait dugaan kasus korupsi kuota dan penyelenggaraan ibadah haji di Kementerian Agama tahun 2023–2024 yang kini menyeret nama PBNU.
Menurut kiai yang akrab disapa Gus Udin, sejak awal dan dalam perjalanan periode kepemimpinan KH Miftah dan Gus Yahya di PBNU, sudah banyak kejanggalan dan menyimpang dari arah perjuangan NU. Karena itu, tidak mengherankan jika ada dugaan keterlibatan oknum PBNU dalam pengadaan kuota haji.
“Kami warga NU berharap para kiai dan ulama segera bersikap soal kondisi PBNU hari ini. Sebab, marwah NU yang menjadi taruhannya,” tegas Gus Udin.
Ia mengingatkan, NU didirikan oleh ulama dan kiai pesantren. Oleh karena itu, masukan para kiai sepuh seharusnya menjadi pertimbangan utama dalam menentukan arah organisasi.
Baca Juga : Kejari Dalami Dugaan Korupsi RSUD Karsa Husada Batu
Gus Udin menegaskan, NU memiliki banyak ulama sepuh yang sangat berwibawa. Mereka merupakan ahlul halli wal aqdi pada Muktamar Lampung sekaligus musytasyar atau penasihat utama NU. Beberapa di antaranya adalah KH Nurul Huda Jazuli (Ploso Kediri), KH Anwar Mansur (Lirboyo Kediri), KH Ma’ruf Amin, Tuan Guru Turmudzi, KH Mustofa Bisri, KH Ali Akbar Marbun (Sumut), KH Muhtadi (Banten), KH Adib Rofiuddin (Cirebon), KH Kholil Asad (Situbondo), KH Fuad Nurhasan (Sidogiri Pasuruan), dan sejumlah kiai lainnya.
Gus Udin berharap para ulama tersebut berkenan menggelar pertemuan dan memberikan rekomendasi yang dapat dijalankan oleh struktur guna menyiapkan transisi kepemimpinan PBNU demi menjaga marwah, wibawa, dan integritas NU.
“Hal ini juga penting untuk menyelamatkan NU dari pusaran dua skandal besar yang kini menjadi ujian bagi warga NU, baik secara struktur maupun kultur, infiltrasi zionis dan skandal korupsi haji," pungkasnya.