Pemkab Malang Gelar Kepandjen Djaman Mbiyen, Sajikan Makanan Ekspor Tempo Dulu
Reporter
Ashaq Lupito
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
06 - Dec - 2025, 03:12
JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menggelar event Kepandjen Djaman Mbiyen yang berlangsung di Halaman Stadion Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen. Pada event yang berlangsung selama 10 hari sejak 5-14 Desember 2025 tersebut, mengusung tema hingga kuliner tempo dulu.
"Gelaran Kepandjen Djaman Mbiyen ini merupakan tahun yang kedua. Pemkab Malang berharap melalui event ini dapat memperkuat silaturahmi. Selain itu diharapkan juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Malang," ujar Wakil Bupati Malang Hj. Lathifah Shohib saat ditemui JatimTIMES disela-sela menghadiri serangkaian event.
Baca Juga : Wabup Malang Dorong Mahasiswa Berkontribusi pada Inovasi Peternakan, Dukung Program Sapi Merah Putih
Dari pantauan JatimTIMES, sedikitnya ada 33 stand yang turut melibatkan setiap kecamatan di Kabupaten Malang dalam event Kepandjen Djaman Mbiyen tersebut. Setiap stand menyajikan beragam produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bernuansa jadul dan tradisional sesuai dengan potensi di daerah masing-masing.
Nuansa tempo dulu tersebut juga terasa kental dengan dekorasi stand yang terbuat dari bambu dan jerami sebagai atap. Selain itu, bangku bagi pengunjung juga disediakan dari bambu. Sehingga menambah nuansa jaman dulu.
Selain memamerkan produk UMKM, pada event Kepandjen Djaman Mbiyen juga turut diselingi panggung hiburan untuk menarik pengunjung. "Saya sudah keliling di beberapa stand-nya kecamatan, mereka memamerkan produk-produk keunggulan di wilayahnya masing-masing," ujar Lathifah.
Terpantau, Lathifah cukup kerasan saat bercengkerama dengan setiap peserta yang mengisi stand. Lathifah juga sempat mencicipi beberapa sajian makanan dan jajanan jaman dulu di beberapa stand yang ia kunjungi sebagai wujud apresiasi.
"Memang ada beberapa kecamatan yang mempunyai kesamaan, seperti (makanan, red) gatot. Di Kalipare ada gatot, hampir di semua kecamatan ada gatot, karena memang wilayah Malang Selatan itu memiliki potensi ubi," ujarnya.
Gatot ialah makanan jaman dulu yang hingga kini masih digemari oleh sebagian masyarakat. Gatot merupakan makanan olahan dari ubi atau singkong.
"Sehingga kalau bisa produknya itu memang tidak dijual dalam ubi yang mentah, dijebol (panen, red) langsung dijual. Tujuannya biar daya beli dan daya jualnya lebih mahal," ujarnya.
Lathifah menyebut, beberapa produk olahan yang turut disajikan pada event Kepandjen Djaman Mbiyen tersebut juga ada yang telah di ekspor. Hal itulah yang juga terus didorong oleh pemerintah agar produk olahan di Kabupaten Malang memiliki nilai tambah dari segi ekonomi.
Baca Juga : Ekowisata Boonpring Mendunia, Delegasi Curtin University Berkunjung usai Akses Sadewa Desa
"Ada beberapa yang sudah di ekspor ke Turki, Thailand, kemudian Singapura, Malaysia yang banyak PMI-nya (Pekerja Migran Indonesia) di sana. Jadi untuk tombo kangen (nostalgia, red)," imbuhnya.
Lathifah juga menyarankan agar produk makanan olahan unggulan di Kabupaten Malang tersebut bisa terus ditingkatkan pemasarannya. Termasuk berkoordinasi maupun bekerjasama dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU).
"Jadi untuk bekalnya yang umrah dan haji, mungkin juga bisa untuk oleh-oleh kerabatnya yang mungkin ada atau bekerja di sana. Harganya tidak seberapa, tapi kan nilainya itu. Mereka kalau dapat makanan dari daerah asalnya itukan memorinya, memori nostalgia," tuturnya.
Lathifah berharap, event Kepandjen Djaman Mbiyen menjadi event tahunan yang ditunggu oleh masyarakat. Di samping sebagai sarana untuk produk pameran UMKM, event tersebut diharapkan juga menjadi panggung hiburan untuk masyarakat.
"Pada event Kepandjen Djaman Mbiyen juga ada gelar budaya, jadi penguatan budaya di Kabupaten Malang, terutama budaya-budaya yang asli daerah," pungkasnya.
