Pergerakan Harga Daging Ayam dan Emas Perhiasan Picu Inflasi Kota Malang
Reporter
Riski Wijaya
Editor
A Yahya
04 - Oct - 2025, 03:30
JATIMTIMES - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat inflasi bulanan (month to month/mtm) sebesar 0,39 persen pada September 2025. Angka ini menunjukkan adanya tekanan harga di sejumlah komoditas konsumsi rumah tangga, terutama daging ayam ras dan emas perhiasan, yang menjadi penyumbang utama inflasi bulan tersebut.
Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, menjelaskan bahwa kenaikan harga daging ayam ras mencapai 10,66 persen dengan andil 0,15 persen terhadap inflasi. Sementara harga emas perhiasan naik 7,48 persen dan berkontribusi 0,13 persen terhadap inflasi bulanan.
Baca Juga : Tiga Model Lampu Gantung Lumina: Modern, Klasik, hingga Minimalis Hadir di Graha Bangunan Blitar
“Stok daging ayam di tingkat pedagang eceran mulai menipis sejak pertengahan September, sehingga mendorong kenaikan harga cukup tajam. Sedangkan harga emas perhiasan terus naik mengikuti tren global hingga akhir bulan,” ungkap Umar belum lama ini.
Selain dua komoditas tersebut, beberapa barang kebutuhan lainnya juga memberikan sumbangan terhadap inflasi di Kota Malang. Komoditas beras tercatat mengalami kenaikan 0,66 persen dengan andil 0,03 persen, diikuti sigaret kretek mesin (SKM) yang naik 1,16 persen dengan andil 0,02 persen, serta jeruk naik 7,7 persen dengan andil 0,02 persen terhadap inflasi.
Tak hanya itu, tarif ojek daring kendaraan roda dua turut mengalami kenaikan 7,16 persen, dengan andil 0,02 persen terhadap inflasi bulanan. Sejumlah komoditas hortikultura juga menunjukkan kenaikan harga, antara lain cabai merah naik 8,81 persen, cabai rawit naik 6,18 persen, buncis naik 33,06 persen, dan kentang naik 4,65 persen.
Masing-masing komoditas ini memiliki andil 0,01 persen terhadap inflasi. Sementara itu, secara keseluruhan inflasi bulanan Kota Malang sebesar 0,39 persen tercatat lebih tinggi dibandingkan inflasi Provinsi Jawa Timur (0,23 persen) maupun nasional (0,21 persen).
Kondisi ini menunjukkan adanya tekanan harga yang relatif lebih kuat di Kota Malang dibanding daerah lain di Jatim.
Baca Juga : Penutupan Safari Maulid, Mbak Wali: Terus Hidupkan Cinta Rasulullah dalam Kehidupan Sehari-hari
“Inflasi bulan September ini menjadikan Kota Malang berada di posisi kedua tertinggi di Jawa Timur, di bawah Kabupaten Sumenep yang mencatat inflasi 0,41 persen,” tambah Umar.
Dengan capaian tersebut, inflasi tahun kalender (year to date/ytd) September 2025 terhadap Desember 2024 tercatat 1,76 persen, sedangkan inflasi tahunan (year on year/yoy) September 2025 terhadap September 2024 mencapai 2,67 persen.
BPS menilai, tren kenaikan harga pada September masih dalam batas terkendali, meskipun sejumlah komoditas pangan menunjukkan lonjakan signifikan. Pola inflasi ini juga dipengaruhi oleh fluktuasi pasokan bahan pangan dan dinamika harga global yang berdampak pada harga emas serta energi.